Ibnu Mandhur dalam kitab Lisan Al-Arab
berkata, “Shaddaqa ‘alaihi sama dengan tashaddaqa. Sebagaiman fa’ala yang
bermakna tafa’ala. As-Shadaqah ialah apa yang kamu sedekahkan kepada orang
fakir. As-Shadaqah adalah sedekah yang kamu berikan kepada orang fakir karena
Allah. Al-Mutashadiq ialah orang yang memberikan sedekah. As-Shadaqah adalah
apa yang kamu sedekahkan kepada orang miskin.”
Ahmad Athiyatullah dalam Al-Qamus
Al-slami menjelaskan bahwa As-Sadaqah ialah seusatu yang diberikan dengan
tujuan mendekatkan diri kepada Allah tanpa ada paksaan.
Shadaqah merupakan lafal yang disebut
dalam bentuk tunggal dan jamak pada 17 tempat di dalam Al-Quran. Allah
Berfirman:
“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan
bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh
(manusia) memberi sedekah, atau berbuat makruf, atau mengadakan perdamaian
antara manusia.” (An-Nisa:114)
Sedekah berbeda dengan zakat. Berbeda
pula dengan ghibah. Orang yang bersadaqah harus menjauhi diri menyebut-nyebut
sedekahnya. Apalagi meminta balasan dari orang yang diberi sedekah. Allah
berfirman:
“Perkataan yang baik dan pemberi maaf
itu lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan
(perasan penerima). Allah Mahakaya dan Maha Penyantun.”(Al-Baqarah:263).
“Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan
menyakiti (perassan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya
karena riya kepada manusia.” (Al-Baqarah:264).
Dalam sebuah hadis yang menyampaikan
bahwa orang yang menyebut-nyebut sedekahnya berarti tidak mengaharap wajah
Allah. Ia hannya mengharap balasan dari manusia.
“Setiap kebaikan adalah sedekah.
Sungguh, di antara perbuatan makruf ialah engkau menemuai saudaramu dengan
wajah ceria”
Penulis : Rudi
Sumber: AQWAM "Jembatan Ilmu"
Judul Buku: Sedekah Berbalas Kontan
Posting Komentar
ss