Ads (728x90)


Ibnu Mandhur dalam kitab Lisan Al-Arab berkata, “Shaddaqa ‘alaihi sama dengan tashaddaqa. Sebagaiman fa’ala yang bermakna tafa’ala. As-Shadaqah ialah apa yang kamu sedekahkan kepada orang fakir. As-Shadaqah adalah sedekah yang kamu berikan kepada orang fakir karena Allah. Al-Mutashadiq ialah orang yang memberikan sedekah. As-Shadaqah adalah apa yang kamu sedekahkan kepada orang miskin.”

Ahmad Athiyatullah dalam Al-Qamus Al-slami menjelaskan bahwa As-Sadaqah ialah seusatu yang diberikan dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah tanpa ada paksaan.
Shadaqah merupakan lafal yang disebut dalam bentuk tunggal dan jamak pada 17 tempat di dalam Al-Quran. Allah Berfirman:

“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat makruf, atau mengadakan perdamaian antara manusia.” (An-Nisa:114)



Sedekah berbeda dengan zakat. Berbeda pula dengan ghibah. Orang yang bersadaqah harus menjauhi diri menyebut-nyebut sedekahnya. Apalagi meminta balasan dari orang yang diberi sedekah. Allah berfirman:

“Perkataan yang baik dan pemberi maaf itu lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasan penerima). Allah Mahakaya dan Maha Penyantun.”(Al-Baqarah:263).

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perassan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia.” (Al-Baqarah:264).

Dalam sebuah hadis yang menyampaikan bahwa orang yang menyebut-nyebut sedekahnya berarti tidak mengaharap wajah Allah. Ia hannya mengharap balasan dari manusia.

“Setiap kebaikan adalah sedekah. Sungguh, di antara perbuatan makruf ialah engkau menemuai saudaramu dengan wajah ceria” 


Penulis : Rudi
Sumber: AQWAM "Jembatan Ilmu"
Judul Buku: Sedekah Berbalas Kontan

Posting Komentar

ss