Ads (728x90)

Betapa indah ungkapan Ibnu Qayim tentang petunjuk Nabi dalam sedekah. Ia mengatakan, Rasulullah adalah orang yang paling banyak bersedekah dengan apa pun yang beliau miliki. Beliau tidak pernah meminta yang lebih banyak dari apa yang diberikan Allah. Beliau juga tidak memandang sedikit pemberian-Nya. Beliau memberi seperti orang yang tidak takut fakir. Memberi dan sedakah adalah sesuatu yang paling beliau cintai. Kebahagiaan dan kegembiraan yang beliau rasakan saat memberi lebih besar daripada kegembiraan seseorang saat mengambil.
Beliau adalah manusia terbaik dalam hal kebaikan. Tangan kanannya bagaikan angin yang berhembus (banyak bersedekah). Apabila ada orang yang membutuhkan datang, beliau akan mengutamakannya daripada diri beliau sendiri. Terkadang dengan memberinya makannan, hadiah, membeli sesuatu kemudian memberikan kembali harga dan dagangan itu sekaligus kepada penjualnya.

Beliau juga terkadang meminjam sesuatu lalu mengembalikan dengan lebih bannyak dan lebih baik. Beliau membeli sesuatu lalu membayar lebih tinggi dari harga asli, menerima hadiah dan memberi penghargaan lebih besar sebagai bentuk kelembutan dan kreasi bersedaekah semampu mungkin. Beliau memerintahkan dan menganjurkan bersedekah. Beliau mengajak sedekah dengan perilaku lisannya. Apabila melihat orang bakhil, beliau mengajaknya untuk berderma. Orang-orang yang bergaul dan bersahabat dengan beliau merasakan bahwa beliau sangatlah toleran.
Karena itu, Rasulullah adalah menusia yang paling lapang dadanya, paling bagus jiwanya, dan paling baik hatinya. Sebab, sedekah dan perbuatan baik itu memberi pengaruh yang menakjubkan dalam melapangkan dada. Dan pada diri Rasulullah terdapat teladan yang baik. Beliau memberitahu kita bahwa ada tiga orang yang masuk surga lantaran sedikit makanan. Hal itu terdapat dalam hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah RA.

Rasulullah bersabda, “sesungguhnya Allah akan memasukan tiga orang ke dalam surga karena sepotong roti, segenggam kurma, dan yang sejenisnya yang bermanfaat bagi orang miskin: pemilik rumah yang memerintahkan (memberika)nya, istri yang menyiapkannya, dan pembantu yang mengantarkan kepada si miskin. “Lalu Rasulullah bersabda, “Segala puji bagi Allah yang tidak melupakan pembantu kita.”
Dalam As-Shahihain juga disebutkan, “Apabila aku memerinitahkan sesuatu kepada kalian maka kerjakanlah semampu kalian, dan terhadap apa yang aku larang maka jauhilah.”

Apabila amal saleh dan perbuatan baik itu diharuskan dan dianjurkan sesuai dengan kemampuan, demikian pula sedekah. Sebab, “Allah tidak membebani seseorang melainkan seusai kesanggupannya. “Al-baqarah:286).  




Penulis : Rudi
Sumber: AQWAM "Jembatan Ilmu"
Judul Buku: Sedekah Berbalas Kontan

Posting Komentar

ss